Thursday, September 07, 2006

Nasib sebagai Introvert

Menjadi seorang introvert bukanlah sebuah pilihan hidup. Bahkan seorang introvert sering tidak sadar akan jati dirinya. Penulis sendiri baru mengetahui mempunyai karakteristik seorang Introvert ketika mengalami tiga kali tes potensi diri di LIPI. Mengetahui jati diri merupakan pencerahan bagi mereka yang mau menerima keyataan. Tetapi bagi yang tidak, maka pengetahuan itu merupakan kutukan......"Whyy me...."

Menjadi introvert memang tidak seburuk menjadi pecandu narkoba, atau penderita aids, atau homoseksual. Bahkan menurut psikolog, para introvert mempunyai kelebihan tertentu dibanding extrovert. Ciri khas seorang introvert adalah "ketertutupannya" terhadap dunia luar. Ketertutupan ini menyebabkan ia kadang tersisih di pergaulan dunia nyata. Punya banyak kenalan tetapi sedikit sekali teman dekat. Bahkan ada yang hanya mempunyai sedikit kenalan.


Terlebih bila berkaitan dengan pergaulan dengan lawan jenis, introvert bukanlah jagonya.......bila ada seorang lawan jenis yang menarik....paling cuma bisa melihat saja....lidah terasa kaku, pikiran berputar keras bagaimana menghadapi hal ini, hati berdegup keras membuat otak semakin bekerja lebih keras.........kasian dehhh introvert.

Tapi ini kan di dunia nyata....kalo di dunia maya bagaimana??? ternyata tidak seburuk yang disangka....introvert dapat mengekspose dirinya (tidak semua introvert lho), bahkan ada salah satu teman introvert penulis yang bertekad untuk menjadi "Raja di Dunia Maya".


Dunia maya merupakan dunia dimana komunikasi berlangsung secara tulisan, dan para introvert mempunyai kelebihan dalam komunikasi semacam ini. Sehingga dunia maya memberikan sebuah "pelampiasan" bagi para introvert yang jiwanya terkurung oleh jati dirinya sendiri. Dunia ini membuat introvert dapat menjadi "ekstrovert maya".

Ketika penulis menemukan "pelampiasan" ini, banyak teman yang menyangka bahwa penulis telah berubah, bahkan ada yang menuduh bahwa penulis berkepribadian ganda. Tapi penulis tetaplah penulis yang dulu, tidak ada yang berubah di dalam diri ini, kecuali bahwa penulis telah menemukan cara untuk melampiaskan jiwa yang telah lama terkurung. Thanks for virtual world, i'm now a free soul.......


Di dunia nyata, penulis tetaplah seorang introvert, tetapi berbeda dengan yang dulu, sekarang penulis sadar akan jati diri itu dan menerimanya dengan bangga (gile jadi introvert aja bangga......apa yang mo dibanggain). Harapan penulis adalah menjadi seorang introvert yang berguna bagi orang sekitar, dengan kelebihan dan kekurangan yang saya miliki.

Menjadi introvert memang bukan pilihan, tetapi memutuskan untuk menerima atau menolaknya adalah pilihan yang harus kita buat. Pilihan yang harus dijalani dengan segala konsekuensinya.

NB : Tulisan ini dedikasikan kepada teman-teman semua yang pernah mengenal penulis dengan baik, baik yang introvert maupun ekstrovert.






No comments: